Senin, 29 Oktober 2012

Novel Bab 1 " My Forbidden Love " By REY


Bab 1


Life of a Man Name Teddy

Di suatu kota kecil barat pulau Jawa, Bandung, hari Jumat pagi itu, sekitar pukul 6:30 pagi Teddy terbangun oleh suara alarmnya yang menggelegar, tangannya merai benda kuning itu dan menekan tombol off alarm. Kemudian ia Bangun dari tempat tidurnya, ia berjalan ke balkon untuk melihat sisi lain dari jendela di pagi hari. Melihat keluar ke arah timur, ia memandangi ketika matahari terbit di atas dataran langit, dan merasakan kehangatan mentari pagi di pipinya, dia tahu bahwa hari ini akan menjadi hari yang hangat, mungkin dari ketinggian rumahnya. Melihat ke bawah ia melihat saat Ute temannya turun dari angkot dan berjalan ke depan rumah. Sekarang Teddy dan Ute telah berteman sejak di Bangku kulia dengan jurusa yang sama, di universitas yang sama pula yaitu ITB Bandung.

Bagaimana itu terjadi, di suatu hari ketika Ute sedang mengerjakan Maket di leb, Mahasiwa semester 7 yang bernama Artur seorang pengganggu utama di Kampus berjalan dan mulai memandangi Ute dari sudut jendela dan memanggilnya, Teddy tidak terlalu jauh ia mendengar semua itu, ia memutuskan untuk berjalan menuju leb dan membantu Ute keluar. Namun, Artur mencoba untuk memukul Ute dengan bergegas, Ute memutuskan untuk berlari, membuat Artur tertinggal jauh di belakang, Ute pun berlari dan bersembunyi namun seketika Teddy memukul Artur sehingga anak itu jatuh dan pingsan di taman kampus, sejak saat itu Teddy telah menjadi yang terbaik dari teman-teman mereka, lebih baik dari pada mahasiwa di kampusnya itu yang sering ketakutan kepada kekuasaan Artus si preman kampus. Sekarang Ute sedikit lebih gemuk dari pada Teddy yang tidak memiliki lemak sama sekali, mereka berdua memiliki rambut hitam Ute memiliki mata choklat, perempuan berdara jawa belanda ini memiliki senyum yang manis dan juga menekuni salah satu keahlian untuk berenang kemudian Teddy keturunan menado cina jerman ini memiliki mata sipit berkulit putih ini doyan menghabiskan waktunya untuk menonton bola dan berteriak di saat clup kesukaannya mencetak gol di gawang lawan .

Sekarang itu tanggal 8 Desember dan hari terakhir kulia di kampus, liburan Natal ada pada benak mereka dan mereka bisa merasakannya di setiap jenut nadi mereka, duduk di jendela bersama Teddy.
Ute menatapnya dan berkata, "Jadi bagaimana kalau kita berangkat sekitar 7:15 dan masuk ke kulia pagi ini, tapi gue Cuma punya Rp,50.000 di dompet, dan gue pengen membeli permen karet dan beberapa minuman dingin." " Jadi bagaimana menurutmu? "
Melihat Ute masih setengah tertidur,

Teddy mengatakan, "Um.... apakah orang tua gue tahu kamu di sini?"
Sambil tertawa, ke dua anak itu duduk dan saling memandang. Mereka berdua adalah mahasiswa semester 8, mereka setiap hari seperti itu dan itu adalah hari terbaik dalam hidup mereka, karena mereka semakin tua mereka mengambil setiap hari mereka memiliki dan melakukan apa pun yang mungkin untuk membuat hari-hari mereka tumbu bersama. Merapikan kamar  kemudian kedua anak itu berjalan di bawah, Teddy masih memakai celana pendek dan Ute memakai kaos abu-abu dan celana jins biru.
"Tedd cepetan pakai pakaiannya, jangan lama-lama nanti kita terlambat kulia" Kata Ute.
"Ya tapi gue mau makan dulu untuk pertama kalinya baru gue siap siap, oke!." Sebagai balasan Teddy, masih lelah.
Sarapan pagi ini adalah telur dan Nasi Goreang, mereka berbagi makanan, duduk, dan makan. Setelah makan dan berbicara tentang hal-hal kecil, Teddy kembali ke Kamar, Teddy memakai T-shirt putih dan celana jins biru, Ute turun ke bawah lewat tanga, sedangkan Teddy menggunakan pintu depan dan berjalan di belakang ke garasi dan mengambil mobilnya.

Mereka pun menuju ke toko milik Pak Timmo, pintu bel berdering dan Pak Timmo mendongak untuk melihat dua anak itu berjalan masuk kedalam tokonya,
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?"
"Yah nih, kita mau beli perem dan dua minuman dingin buat di jalan." Kata Ute.
Mereka mengangguk dan Pak Timmo berjalan menuju lorong belakang. Ute meraih permen karet sementara Teddy berjalan ke lemari pendingin dan mengeluarkan air mineral dan eskrim lalu  Pergi ke kasir,
"Rp.15000 ." Pak Timmo mengatakannya, setelah Ute memberinya uang.
Meraka berjalan keluar dari toko, dan mulai pergi ke kampus.
"Yah delapan tiga puluh dan kita masih miliki waktu untuk sampai ke kampus, lama nya.!!!" Sautan Ute.

Menuju ke jalan, baik Ute dan Teddy keduanya mulai berbicara tentang apa yang mereka lakukan di Hari Natal ini dan apa yang akan mereka lakukan pada hari ulang tahun mereka juga. Kedua ulang tahun mereka pada hari yang sama,  seperti anak kembar, selain dari seberapa tinggi mereka dan bagaimana mereka tampak (kamu tidak bisa membedakan karena mereka bertindak sama yang Cuma yang membedakan mereka adalah Teddy Pria dan Ute wanita). Sekarang Ute lahir pada hari Jumat dan Teddy sekitar 3 jam setelah dia, di rumah sakit yang sama, ketika dua keluarga pindah ke lingkungan yang sama dua anak ini bertemu satu sama lain beberapa kali tetapi tidak pernah bergaul atau bermain dengan satu sama lainnya sampai hari itu di bangku kulia semester 1.
Bersantai di samping musim semi mereka hanya menikmati udara pagi dan berbicara hal-hal lucu dan tertawa bersama, sambil menghirup udara pada eskrim yang dingin dan mengunya permen karet mereka. Burung di pohon-pohon bernyanyi dan daun yang sedikit berayun ayun di sapu angin, tanda hari yang sempurna berpikir akan sebuah kedamaian dan ketenangan, tidak seperti dulu, masa lalu terjadinya Gempa Bumi Mengoncang kota Bandung dan menghancurkan segala sesuatu  di kota kembang ini. Bandung terguncang berapa tempat hancur sejak itu pemerinta kota Bandung membangun ulang kota Bandung, hinga kembali indah dan kelihatan lebih baik. Jarum jam menunjukan, tanda mengatakan sekarang saatnya untuk pergi, sehingga mereka beranjak ke dalam mobil dan mulai menuju ke jalan yang penuh kenangan itu
Sesaat melihat Tami, anak Teknik, Teddy menghentikan mobilnya.
"Ha ha, wow Tam, yang mengagumkan, kami sepertinya tepat waktu lagi" kata Ute.
"Ya itulah kami, baik mari kita pergi, hari ini tidak mendapatkan yang lebih baik" Balasan Teddy.

Berangkat ke kampus, Teddy memparkirkan mobilnya di parkiran kampus, tidak ada tas ransel atau maket hari ini, hari ini terakhir kulia, hanya satu kelas maka kelihatanya sedikit bebasan. Pergi ke kelas Bu lie, mereka mengambil tempat duduk mereka di belakang kelas dan menunggu Himne jurusan dan pengumuman akhir dari dosen.
"Kelas pagi silahkan bernyanyi himne jurusan kita." Suara itu mengatakan. Bangkit dari kursi mereka, dan bernyanyi.

Duduk kembali di kursi mereka, dosen berjalan berkeliling dengan seikat  folder besar dan kertas dari semester lalu dengan nilai kuis mereka. Itu adalah kelas tidak normal, jendela di sebelah barat dan poster matematika dan grafik bahasa di dinding, kandang di belakang ruangan dengan hewan peliharaan kelas, hamster oranye bernama Alex. Dosen berjalan menyusuri lorong menuju Ute, tangannya membawa folder besar dengan nilai C + di atasnya.

"Yah tampaknya kamu lulus matakulia saya, selamat," katanya, dengan bahagia.
Memutar matanya dan membalik saat dia berlalu, dia membungkuk dan berkata, "C + Apakah kamu bercanda, gue setidaknya pantas mendapatkan B." ungkapan seorang Ute
"Sungguh? gue pikir kamu layak dan menakjubkan, tapi saya kira dia tidak melihatnya. "seruan Teddy" He he ya, apa yang kamu dapatkan "tanya? Dia
Memandang dosen saat dia berjalan ke mejanya, Teddy melihat ke bawah dan tertawa, "Yah gue lihat bahwa kamu terlibat dalam percakapan itu?"
"Ya Ibu dosen." Adalah jawabannya. Penyerahan Teddy, dia mendongak dan pemberitahuan + B di atas,

"Mmmmmm..., mendapat + B, orang tua gue akan sangat senang dengan gue, terima kasih Tuhan Yesus!" "Ha ha!"
Melihat kedua anak itu mulai tertawa diam-diam dan saling memberi buku-buku lainnya.
Sebagai kelas 60 menit hanya angin hari akan berakhir Ute membungkuk dengan senyum di wajahnya.

"hanya 10 menit lagi, dan kita bebas, gue sudah bisa mencium bau itu." Kata Ute.
Sepuluh menit berlalu dan bel berbunyi untuk melepaskan para mahasiswa mahasiswi, anak-anak bergegas keluar dari kelas Menunggu dosen untuk meninggalkan ruangan, dua anak itu memalingkan kepala ke jendela dan lolos untuk menghindari terburu-burunya para mahasiswa berjalan keluar untuk cepat pulang. Berjalan di halaman berumput dan menuju parkiran mobil mereka membuka kunci mobil dan menuju ke rumah mereka untuk menunjukkan orang tua mereka masing-masing nilai-nilai yang mereka terima dan bergegas untuk liburan Natal.
Oliver dan Dian adalah sepupunya teddy dari menado, mereka merantau ke Bandung untuk melanjutkan kulia di ITB bandung, Oliver adalah pianis yang handal di Bandung, dia sering mengiringi artis ibu kota seperti Agnes Monica dan Julia Perez. Sedangkan Dian juga pianis namun dia Cuma mendikasihkan talentanya untuk pelayanan di Gereja. Mereka berdua Pulang ke rumah secepat mungkin, dan menaru folder kulia di atas meja dan berlari ke atas, menelepon Ute dari rumahnya menunggu balasan,
"Halo?"

"Hei Ute ini gue Dian, ummm... gue ke rumahmu 5 menit lagi, bawa majalah kemudian kita ke pondok pohon lalu berenang di sungai, ok?"
Mendengar merobekan pakaian laci terbuka dan Ute menutup dan datang kembali ke telepon,
“sama siapa saja?”
“gue, Oliver dan Teddy..”
"Ok sedikit lagi."

Merobek bajunya dan mengenakan celana pendek putih dan bertelanjang kaki, Teddy, Oliver dan Dian ke rumah Ute, duduk di teras. Mendengar langkah kaki dan menonton temannya berjalan keluar pintu, Teddy hanya menatapnya dengan mata besar, melihat nada-nada gerak badan.
"Um um, wow Ute, gue belum pernah melihat kamu semanis ini, ohm wow terlihat sexy dan hot!" ujar Teddy dengan takjub
Hanya menatapnya dengan mulut tertutup Ute hanya tertawa,
"Yah Ted gue belum pernah melihat kamu juga dengan baju itu tapi kamu masih terlihat seperti ranting ha ha ha, tapi kau favorit gue ranting."
Melihat kembali padanya,
"Terima kasih untuk julukannya, kamu hanya terlihat manis, itu saja, tidak ada lebihnya." Balasan Teddy

Bangun dari teras mereka langsung menuju sungai dengan buku komik di satu tangan dan kartu dan soda di tempat lain, "gue gambil ini dari ruang bawah tanah, Cocacola." Kata Ute. Menunjukan mereka jalan ke sungai, anak-anak itu berjalan di belakang sambil menikmati hutan yang masih basa, mereka pun menanggalkan pakaian dan melompat ke sungai, karena mereka telah melihat satu sama lain, itu tidak benar-benar mengganggu mereka bahwa mereka bisa melihat satu sama lain. Berenang dan bermain di sekitar mereka bermain dengan satu sama lain, memercikkan air satu sama lain, menendang dan menampar lembut, melempar lumpur dan mereka bermain bersenang-senang dengan gaya anak anak kecil.

Keluar dari air dan meletakkan tubuh mereka di atas pasir hangat untuk mengeringkan diri mereka sendiri, mereka mendiskusikan rencana Hari Natal dan apa yang akan mereka lakukan nanti. Ute selalu datang dengan nama Cumcum, tapi Teddy tidak keberatan, mereka masih saling mengasihi. Tidak pernah terlibat perkelahian, atau membuat yang lain merasa buruk, hanya pernah sesekali dan mereka melawan kemudian keadaan dibuat untuk saling memaafkan. Ini adalah jenis teman yang tidak pernah putus bahkan tidak atas hal-hal yang besar, teman sejati sampai akhir, jika dalam istilah mereka  pada akhirnya akan mendapatkan nilai F di kampus dan mati sebagai seorang pengemis tua dan kesepian maka yah itu adalah akhir dari semua.

Dian Membuka barang-barang berharga Ute kemudian Dian menunjukkan Teddy,
"Apa sih ini! Whoa... bagaimana benda ini ada di tasmu?! "Tanya Teddy dengan shock.
"Hey hey tenang Teddy," Dia mengosongkan ruangan dan menyuru Oliver dan Dian untuk meninggalkan mereka berdua.

"gue menemukannya di kamar bokap gue, gue tidak berpikir dia akan keberatan."
Ute mengatakan dengan wajahnya sedikit gelisa saat Teddy terlihat sedikit marah.
Ayahnya adalah seorang Polisi dan ditembak dalam perang hutan selama di Papua pada tahun 1972, Ute masih sedih dengan hal itu, ia masih berumur 10 pada saat kehidupanya beruba menjadi sepi tampa seorang ayah, bahkan ia tidak menangis demi menghormati ayah nya dan memorial ayah nya di kepolisian. Tetapi sejak saat itu dia dan Teddy menjadi makin dekat dan dia ada di sana untuk Ute setiap kali ia merasa tertekan dan menangis tentang hal itu, beberapa malam dia menangis dan lari ke rumah Teddy dengan dia memegang Ute dan memeluk kepalanya dalam pelukannya, membuat Ute lebih tenang.

"Ok jadi gue gambil ini dari rak bokap, dia gajarin gue bagaimana memegang pistol dan menembak sehingga gue akan menjadi satu-satu memeiliki pistol itu."
Ute mengatakannya sembari menyerahkan pistol.
"Apa yang akan kita lakukan dengan senjata ini?"

Pinta Teddy ingin tahu. Pertanyaan itu membuat bingung mereka berdua pada saat itu.
"Ok jadi gue akan meninggalkannya di sini, atau menyembunyikannya, karena kita membutuhkannya ketika kita pergi berkemah?" Kata Teddy setelah menyerahkan pistol itu kepada Ute.

Sekarang dua keluarga selalu merencanakan perjalanan berkemah setiap tahun, keluarga Ute tahun ini merencanakan dan mengundang keluarga Teddy bersama, setiap tahun keluarga mereka ke Bogor dan kamp dekat Puncak, yang dekat dengan pegunungan yang hujau di mana keluarga menikmatinya. beberapa tahun terakhir adalah situasi yang berbahaya, perjalanan dari Bandung yang mereka temui hewan liat, dan harus memanjat pohon pinus besar. Terjebak di pohon selama 3 jam mereka, setelah hewan liar itu meninggalkan mereka naik turun gunung dan kemudian menembak ular piton, sehingga memiliki Pajangan baru di ruang keluarga keluarga Ute, sementara Teddy mendapat gigi dan bisa ular untuk panah. Yah mereka telah beberapa kali berkemah bersama-sama dan bersenang-senang, kali dua anak-anak tidak akan pernah lupa. Duduk di pondok pohon untuk istiraha sejenak, matahari mulai turun di barat dan anak-anak duduk kembali dan jatuh tertidur dengan suasana matahari terbenam berwarna soranye.





Novel Bab 2 " My Forbidden Lover " by Rey


Bab 2

Kami dan Bogor!


Sabtu pagi dua anak itu terjaga saat tertidur dengan suara burung yang berkicawan  di langit dan aliran air yang gemerincingan diluar sana. Bangun dan berdirilah Ute untuk pertama kalinya di pagi yang indah, ia pun menguap dan peregangan, berjalan ke Teddy kemudian dan mencoba membangunkannya.
Ute menepuk dengan lembut bahu Teddy hanya untuk membagunkannya.

"Ted, waktu untuk bangun, waktunya kita pulang dan kita harus berkemas terlebih dulu."
Seketika Teddy bangun dan bersiap siap untuk berpakaian dengan simplenya lalu melompat dari pondok pohon menuju jalan, mereka pun berpisah dan berjalan menujuh rumah masingmasing.
"Gue baru saja kembali dari sungai dengan Utte..”ungkapan Hati seorang Teddy sesaat sampai di depan rumahnya.

Berjalan  di lantai atas ke kamar orang tuanya Teddy melangkakan kakinya dengan tenangnya kemudian ia melihat semua tas sudah dikemas dan tergeletak secari kertas di tempat tidur.

" Dear Teddy Tercinta

“…….. Anakku tersayang, kami pergi ke Bogor untuk mengambil beberapa hal sehingga kita siap terlebih dahulu tuk perjalanan. Berkemahlah, setelah kamu pulang ambil tasmu dan ke rumahnya Ute, kita akan ke Bogor . Kami mencintaimu anak….. "


Ia pun Meraih tas nya dan berlari kerumah Ute, Teddy melihati bunda Ute, Linda berjalan keluar membawa dua tas ransel besar,

"Hei Teddy, Ute masih di dalam lagi berkemasan barang- barangnya, ada baiknya kamu naik ke atas, bantu Ute berkemas di kamarnya.”
"iya, senang melihat andaTante Linda."

Ibu Linda ini adalah seorang ibu rumahan yang menghabiskan waktunya dengan memasak, seorang wanita super yang menghabiskan waktunya mengurusin seorang suami dan seorang anak perempuan bernama Ute.
Langka kakinya begitu pasti saat mengayunkan kakinya di atas lantai kayu abat 19 itu, seketika ayah Ute keluar dan mereka pun salang menatap,

"Selamat pagi Om!"Teriak Teddy saat ia berjalan melewatinya ke kamar Ute,
"Pagi jugaTedd."Balasan Robert

Ia seharusnya tak harus canggung lagi dengan ayah nya Ute karena ayah ute adalah seorang pembaca berita di MetroTv, siapa yang tidak mengenal Robert Hartanto.
Ia pun brjalan ke kamar Ute, Pria itu berjalan dengan sepasang kakinya melangkakan kakinya yang terseret oleh kaki celana,

“Tek..kamu sedang apa?..”
"Hei.. Tedd bias kamu pegangin untuk gue sementara gue melakukan hal-hal lain, kamu tetap di sini? Yah!”
Ute bertanya sambil melempar baju kemuka Teddy.
"Ummm… ok kemudian apa lagi?."
Tertawa sedikit dan memerah sedikit, Datang balasan Teddy.

"Gue belum pernah melihat kamu begitu bersemangat atau pecicilan sekali, karena kamu mengetahui tentang gue akan pindah di sebelah kamu, heh..! yang seperti waktu dulu di semester 2 ketika kamu menemukan permen Pak Roy di laci selama dalamPelajaran."
Teddy mengatakan di selah aktifitas berkemas mereka berdua.
"Oh ya itu lucu sekali, dia bilang akan memberikan gue satu bulan jika gue mengatakan sesuatu hehe." Ute mengatakan saat ia selesai mengemasi tas terakhirnya.

Teddy mendengar suara mobil keluarganya 1.965 El Camino menarik kedalam Garasi.
"Yah Selamatpagi Linda."
Ibunda Teddy Lydia, menyapanya. Berjalan kedalam rumah dan memangil anak-anaknya, mereka dating berlari menuruni tangga dengan semuatas mereka,

"Kalian naikkan tas kalian di Bus kemudian kembali ke sini untuk berdoa, sebelum kita berangkat.!.".
"Baiklah ..” balas mereka berdua
Berlarian ke belakang dan menempatkan tas mereka di belakang bus, mereka pun berjalan kembali ke depan rumah dan bergabung dengan orang tua di depan rumah.
Sekarang ini mereka menjadi sangat religius, kedua keluarga menghadiri layanan dari GKI Maulana Yusuf setiap hari Minggu dan Rabu dalam seminggu, anak-anak itu lebih senang untuk pergi ke Gereja yang di Pimpin seorang pendeta yang keren, tapi mereka mengerang ketikamendengar panggilan untuk doa.
"Ya Tuhan, kami meminta Mumelindungi kami dalam perjalanan ini dan menjaga setiap bahaya  yang tidak diinginkan di jalan, melindungi dan menjaga kita semua, dalam nama Yesus kami berdoa, Amin." Sebagai orang selesai

"Amin." Ucapan semua orang.
Kemudian mereka Meraih berbagai tas-tas yang tersisa ke dua keluarga dan menempatkan barang-barang mereka di bus dan melanjutkan. Bus pun mulaimenya la dan bersiap untuk berangkat menujutujuan.
"Baiklah semua, kita akanmengambil jalurTol menuju ke Bogor, terdengar sepertinya rencana?"
Teriakan ”…. Yep, lets go….”  Dari belakang. Mobil pun Menujujalan, Robert pun berhenti untuk mengisi tangki dan kemudian masuk ke jalantol. Sementara di belakang dua anak itu membaca buku komik dan hanya berbicara tentang hal-hal kecil yang anak kampus ITB lakukan, paraIbu-ibu berbicara tentang gaya rambut dan pakaian apa yang tren di Bandung, sedangkan ayah Teddy, Petra, berbicara dengan Robert tentang berbagai jenis mobil yang terbaik untuk setiap merek dan sepakbola kemarin malam.
Dua jam berlaludan mereka semua mampir di Sukabumi untuk makan siang, anak-anak sedang tidur dan lelah selama perjalanan,

"Hei, kalian semua, waktu nyamakan siang, ayok..."
Mereka pun keluar dari bus keluarga pergi ke McDonalds untuk makan siang, sebelum makan mereka mengucapkan doa terlebih dahulu baru makan dan kemudian melanjutkan perjalan lagi, makan di sepanjang jalan Ute mengeluarkan pistol ayah nya,
"Tek…!!! singkirkanitu," bisik Teddy

"Enggak apa-apa, mereka tidak bias melihatnya" balasan Ute.
Saat matahari terbenam di pegunungan Sukabumi, dan dalam jarak awan mendung bergerak untuk mendinginkan hari yang panas, hanya lebih 5 jam dan ke luargaakan tiba di Kota hujan Bogor, dan setelah itu, dan hal menenangkanakan di mulai..


Kamis, 18 Oktober 2012

Kapan kita menikah atau kapan saya menikah??

Kapan kita nikah?", si cewek merongrong minta dilamar. Dengan dahi berkerut, dan cabang tanduk lima di otaknya, yang bergambar segambreng masalah pernikahan (pengeluaran susu bayi, beras, biaya nyalon isteri) si cowo langsung jawab, "iya, sabar ya. Aku pasti ngelamar kamu secepatnya hon..". Simpel, banyak pasangan muda di usia 20 ke atas sudah memikirkan kata-kata itu. 

Kapan kita nikah? atau (sialnya) untuk yang belum memiliki pasangan akan bertanya, "kapan saya nikah?". "Jodoh ada yang ngatur!" kata orangtua, jaman dulu. "Tenang, indah pada waktunya...", kata seorang teman dikampus. 

Masalahnya, kapan waktu itu tiba? Aku pernah diramal oleh seorang kawan, "Tenang rey , jodoh lo ga jauh-jauh kok. Di sekitar lo juga." indeksnya simple. Tapi, aku nunggunya kewalahan bukan main. 

Aku cuma mengangguk dibilang gitu. Impulsif yang aman. Ga berhenti sampai disitu, saat diajak tante ke rumah kawannya yang punya indera keenam. Aku diramal lagi tentang jodoh ku. "Dia mah nyantai, deket kok. Sering ketemu di facebook, tapi belum komunikasi aja". Humm,,, sikap impulsif aman kuterapkan lagi. Jodoh. Sakral memang. Apalagi tentang pernikahan.

Nikah, bukan masalah menyalurkan hawa nafsu, lalu selesai. Atau, menyudahi masa lajang, karena sudah berumur, finish. Salah besar! Bagiku, nikah itu kesucian menyatukan lahir dan bathin. Kecocokan dan kenyamanan satu sama lain, hal yang patut diikuti. Bukan paras atau harta. 

Jurus andalan ketika ditanyakan jodoh adalah menjawab ,belum waktunya. Yang ku tahu pasti, wanita yang baik untuk lelaki yang baik, begitu pun sebaliknya. Dan itu dijanjikan dalam kitab suci manapun. Aku percaya! Kapan kita nikah? Tentukan dari sekarang, menej keuangan, perasaan, kesehatan fisik & rohani, serta hubungan dengan Sang Pemilik Cinta. ^_^

masih berharap yang terbaik:)) bukan yang terburuk, suda cukup sakit hati dan di acukan..:))

Minggu, 07 Oktober 2012

Akhir Pekan berfikir soal Cinta

Apakah aku jatuh cinta? No Apakah aku jatuh? [ iya].

Saya sudah mencoba untuk mempelajari pelajaran kenapa saya jatuh terlalu cepat. Tapi, saya tidak bisa menahannya. Ini bagian dari siapa saya.

Ini mengganggu saya untuk berpikir, aku mungkin tidak pernah menemukan seseorang yang saya benar-benar dapat berhubungan dengan baik, yang mengerti cara saya berkomunikasi, siapa tahu kebutuhan saya mungkin memiliki dan sebaliknya.

Aku tidak takut sendirian. Aku takut membuang-buang waktu sendiri, cinta, dan energi pada orang yang salah. Tapi, sekali lagi, adalah cinta yang pernah sia-sia? Tidak peduli apakah itu pergi ke seorang yang salah' pada akhirnya?

Saya merasa seperti sebuah kapsul waktu dengan banyak pengalaman hidup seseorang untuk menggali. Mungkin aku egois, tapi saya tidak ingin sembarang orang untuk menggali itu. Dan saya tidak berpikir saya telah menemukan seseorang yang siap untuk memilikinya, belum.

Sering ketika saya merasakan cinta, atau setidaknya berpikir aku jatuh cinta, saya mengalami emosi lain begitu banyak yang pergi bersama dengan itu. Seperti rasa takut. Tampaknya "cinta" berarti menempatkan diri di luar sana di tebing itu, di pesawat, dengan kemungkinan yang dilemparkan off, atau untuk segala sesuatu yang akan datang runtuh.

Apakah ini rasanya jatuh cinta? Apakah aku lebih suka merasa seperti ini, atau merasa apa-apa?

Lalu aku ingat aku tidak bisa membiarkan rasa takut, atau emosi lainnya mendapatkan di jalan dari kemungkinan apa yang bisa. Bahkan jika itu berarti berakhir sendirian lagi, merenungkan semua yang telah dipelajari karena saya berani membiarkan diriku jatuh.