Kamis, 14 Januari 2016

Mendaki Gunung Agung, Menggapai Titik Tertinggi Menara Suci Bali


Sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia, Bali menyimpan begitu banyak objek wisata alam menarik. Termasuk wisata minat khusus seperti pendakian gunung. Mendaki gunung Agung yang merupakan gunung api tertinggi di Pulau Bali tentu merupakan agenda wisata petualangan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Melihat keindahan panorama pulau dewata dari titik tertingginya benar-benar akan membuat siapapun yang melihatnya akan semakin berdecak kagum. Termasuk melihat dari dekat lubang kawah yang berdiameter sekitar 500 meter. Keindahan alam inilah yang menarik siapapun untuk mendaki puncak Gunung Agung.

Gunung Agung sendiri merupakan gunung yang sangat disucikan masyarakat Hindu Bali. Mereka percaya disinilah tempat bersemayamnya dewa-dewa. Masyrakat juga percaya jika di Gunung Agung juga terdapat istana Dewata.

Suasana langit yang cerah bertabur bintang di atas pantai Kuta, Bali, 2 Februari 2011, menguatkan tekad saya, Dyah dan Tuti untuk menggapai titik tertinggi Pulau Dewata. Kebetulan kami masih membawa lengkap perlengkapan pendakian usai mendaki Gunung Sumbing, Temanggung, dua hari sebelumnya.

Setelah bermalam di kost-an teman, Lila, sekitar pukul tujuh pagi, dengan mobil sewaan kami menuju Sekretariat Mapala Wanaprasta Dharma, Universitas Udayana, menjemput Ollo untuk turut serta mendaki. Dalam perjalanan, kami berhenti sesaat di pasar swalayan untuk belanja logistik keperluan pendakian.

Ada beberapa jalur pendakian yang umum digunakan untuk dapat mencapai bibir kawah Gunung Agung. Dari  sisi selatan melalui Pura Pasar Agung. Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Untuk sisi tenggara melalui Budakeling lewat nangka. Jalur lainnya yaitu melalui sisi barat daya lewat Pura Besakih. Jalur terakhir inilah yang paling populer dikalangan para pendaki. Karena untuk menggapai puncak tertingginya hanya bisa dilalui melalui komplek pura terbesar di Bali ini.

Sesuai rencana, kami akan mendaki Gunung Agung melalui jalur Pura Besakih di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi panorama alam Bali yang sangat indah. Hijaunya persawahan serta beberapa Pura berukuran besar dan kecil menjadi pemandangan yang tidak biasa kami lihat.

Sayang saat itu cuaca tidak benar-benar bersih. Padahal, jika cuaca cerah kami akan dengan mudah melihat keindahan kerucut raksasa Gunung Agung dengan puncaknya yang gundul dan nampak teratur. Karena keindahan menara suci di Bali ini akan menyambut siapa saja yang berkunjung ke wilayah Karangasem. Peak van Bali, demikian sebutan lain untuk gunung api tertinggi di Bali ini.

Sekitar pukul 13.00 WITA, kami tiba di lapangan parkir komplek Pura Besakih. Langit saat itu nampak mendung. Pertanda akan segera turun hujan. Kami pun bergegas menuju Pos Polisi Besakih yang letaknya persis di sebelah Pura Besakih, untuk melaporkan rencana pendakian. Di pos polisi tersebut juga kami menunggu seorang pemandu lokal yang akan menemani selama pendakian nanti. Sebagai informasi, semenjak kecelakaan terakhir yang menewaskan 3 orang pendaki tahun 2008 silam, sejak tahun 2009 setiap kegiatan pendakian gunung agung diwajibkan menggunakan pemandu lokal. Hal tersebut sesuai kesepakatan masyarakat adat setempat untuk meminimalisir kejadian serupa serta menjaga kesucian dari Gunung Agung. Perlu diketahui, jika ada musibah seperti orang hilang atau tewas, biasanya akan diadakan ritual untuk menyucikan kembali Gunung Agung dengan biaya cukup besar.

Pukul 15.30 WITA, Pak Kayun, koordinator organisasi pemandu lokal – Betalgo (Besakih Tourism And Lokal Guide Organization) – yang kami tunggu tiba. Sebelum melakukan pendakian, beliau menyarankan kepada kami untuk melalui jalur Dusun Junggul, yang baru diresmikan 26 Desember 2010 lalu. Menurut beliau jalur ini tidak akan melewati pura, sebagaimana halnya jalur Besakih yang lama. Dusun  Junggul sendiri berada sekitar di sisi kanan atas komplek Pura Besakih dengan ketinggian sekitar 1200 meter. “nanti jalur ini akan bertemu dengan jalur lama di atas camp Kori Agung – para pendaki lebih mengenalnya dengan sebutan Boike – lebih cepat dari jalur lama”, kata Pak Kayun.

Mendapat informasi demikian, kami memutuskan untuk melalui jalur Dusun Junggul. Salah satu alasannya adalah untuk dapat mengupdate data terbaru mengenai jalur pendakian Gunung Agung. Kami juga dikenakan biaya sebesar Rp. 350.000,- untuk satu orang pemandu. Bli Nyoman, demikian panggilan nama pemandu yang akan menemani kami. Karena disepanjang jalur pendakian nanti tidak ditemukan sumber air, tidak lupa kami mencukupi kebutuhan air dari bawah.

Setelah memarkir kendaraan di halaman rumah pak Kayun di Dusun Junggul, sekitar pukul 16.30 WITA, perjalanan kami mulai. Pada awal pendakian ini kami lebih dulu berjalan melalui jalan aspal menuju sebuah kolam besar penampungan air. Di tempat ini kami bertemu beberapa pemuda tanggung yang sedang berkumpul dan bermain-main. Adanya halaman parkir dengan konblok yang cukup luas membuat lokasi ini nyaman sebagai tempat berkumpul. Belum lagi panorama yang ditawarkan dari tempat yang terletak pada ketinggian hampir 1300 meter ini cukup indah. Sebenarnya jika cuaca cerah, kita dapat secara jelas melihat sosok Gunung Agung dari sini. Sayang saat itu kami hanya dapat sebentar melihatnya. Itupun hanya sebagian puncaknya saja.

Sore itu kabut masih setia menyelimuti lereng Gunung Agung.  Setelah menyusuri sisi kolam, kemudian kami memasuki jalan setapak yang menanjak disisi saluran air. Sekitar setengah jam pertama jalur pendakian masih sedikit landai dengan vegetasi semak dan hutan. Berikutnya jalur pendakian semakin menanjak melalui punggungan dengan jurang disisi kiri dan kanannya.

Hari sudah mulai gelap saat kami memasuki kawasan hutan. Hampir tidak pernah kam menemui jalur yang landai. Bahkan cenderung semakin terjal dengan rata-rata kemiringan lebih dari 55 derajat. Namun demikian jalur ini sungguh menarik dan penuh tantangan. Hutannya masih cukup terjaga dengan baik. Layak dijadikan jalur alternatif utama pendakian gunung Agung malalui besakih. Seperti halnya jalur lama, pada jalur ini juga cukup banyak ditemui hewan kecil pacet. Saat itu, kaki dan tangan kami pun beberapa kali harus rela ditempel oleh hewan yang sebenarnya tidak berbahaya ini. Yang harus diingat lindungi organ-organ vital kita dari hewan ini.

Setelah berjalan sekitar 3 jam, kami tiba lokasi dataran pertama yang menurut kami bisa dijadikan areal camp. Tidak terlalu luas, namun cukup menampung 1 atau 2 tenda ukuran 2-3 orang. Tempat ini berada pada ketinggian sekitar 1935 meter. Saat kami tiba di lokasi ini, waktu hampir menunjukkan pukul 20.10 WITA. Sesaat kami beristirahat sambil mencatat koordinat tempat ini.
Perjalanan kemudian kami lanjutkan kembali. Medan pendakian semakin bertambah terjal. Pada beberapa lokasi, Komunitas Pemandu Gunung Agung Besakih, Betalgo telah memasang papan petunjuk ketinggian. Pada tempat-tempat tersebut kami kembali mengukur ketinggian untuk kroscek data.

Waktu terus berjalan dan hari semakin gelap. Sebelum tengah malam kami harus mendapatkan lokasi untuk mendirikan tenda sebagai tempat bermalam. Mendekati batas vegetasi jalur pendakian kemiringannya hampir mencapai 70 derajat. Trekknya yang berbatu serta sedikit berlumut menuntut kehati-hatian kami. Dengan merayap kami berjalan melalui jalur berbatu tersebut. Beberapa saat kemudian tiba di batas vegetasi. Lalu kami mencari lokasi areal camp.

Di lokasi yang berada pada ketinggian sekitar 2.680 meter ini memang tidak luas dan sedikti sulit mencari tempat untuk mendirikan tenda. Namun ada satu atau dua tempat yang cukup untuk menampung 1 tenda berukuran 2-4 orang. Tempat ini sendiri sudah berada di atas Kori Agung atau Boike apabila melalui jalur lama. Saat itu waktu telah menunjukkan hampir pukul sebelas malam. Usai menyantap perbekalan makan, kami segera beristirahat untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak pagi harinya.



Summit Attack
Pagi harinya sekitar pukul 07.00 WITA, mentari pagi bersinar cukup cerah. Panorama dari camp kami terlihat sungguh indah. Tempat yang terbuka membuat kami dapat dengan lepas melihat sekelilingnya. Nampak oleh kami Gunung Batur dengan danaunya serta Gunung Abang berbalut sedikit awan. Disisi lain terlihat hijaunya lembah-lembah serta laut dengan batas pantainya. Jauh di bawah nampak desa-desa yang berada disekitar kaki Gunung Agung. Sungguh benar-benar pemandangan yang indah. Sedang belakang kami dinding terjal batuan bercampur kerikil jalur pendakian menju puncak Gunung Agung.

Usai sarapan, saya, Dyah, Tuti dan Bli Nyoman melanjutkan pendakian menuju puncak. Sedangkan Ollo tinggal di camp tinggal di tenda. Berbekal makanan kecil, buah-buahan dan air, kami perlahan terus mendaki melalui medan pendakian berbatu. Sesekali kami beristirahat sambil menikmati keindahan panorama alam pulau dewata yang tersajikan.

Sekitar pukul 09.00 WITA, kami tiba di puncak pertama. Dari sini pemandangan terlihat semakin indah dan menakjubkan. Sedang dihadapan kami jalur pendakian yang harus kami lalui hanyalah berupa punggungan tipis dengan jurang di kiri dan kanannya. Dikejauhan terlihat puncak tertingginya. Berjalanan diatas punggungan tipis menuju puncak Gunung Agung menuntut kehati-hatian yang tinggi. Selama pendakian kita harus bisa memperhatikan cuaca dan angin yang terkadang bertiup cukup kencang. Juga kabut yang datang silih berganti.

Tidak sampai setengah jam kami tiba di puncak kedua. Dari sini puncak tertinggi menara suci di Bali ini tampak terlihat jelas. Trek pendakian nampak terlihat tipis dengan jurang disisi kiri dan kanannya. Medan pendakian tersebut terlihat mengagumkan dan meningkatkan adrenalin bagi siapa saja yang melihatnya. Dikejauhan terlihat sebuah longsongan disisi kanan jalur yang terlihat masih baru.

Mba Tuti memilih tinggal dan menunggu di puncak dua sementara saya, Dyah dan Bli Nyoman menuju puncak tertinggi. Sesaat kabut menghalangi pemandangan kami. Benar-benar perjalanan yang menguji adrenalin.
Saat melalui jalan setapak yang longsor disisi kanannya, kami berjalan turun sedikit kekiri melalui jalan setapak yang tipis berukuran satu tapak kaki. Walaupun jaraknya tidak sampai 10 meter, namun perlu kehati-hatian yang sangat tinggi. Meleset sedikit jurang disisi kiri jalur siap menelan para pendaki. Kemudian kami kembali melalui punggungan tipis yang sedikit landai hingga tiba di puncak tertinggi tepat pukul 09.50 WITA. Begitu tiba, pemandu kami berdoa dan menaruh sesajian pada salah satu sudut di puncak.

Puncak Gunung Agung hanya berukuran sekitar 2 x 1 meter. Nampak di depan kami kawah Gunung Agung dengan dinding kawahnya yang berwarna kekuningan. Dinding kawah terlihat berwarna kuning keemasan.

Berdiri di puncak dan melihat kawah gunung Agung, saya coba membayangkan apa yang terjadi pada tahun 1963 silam. Dimana saat itu gunung ini mengalami letusan dahsyat terakhirnya. Asap letusan bahkan membumbung tinggi hingga mencapai lebih dari 10.000 meter di atas puncak. Menelan hingga 1000 lebih korban jiwa. Besarnya dampak letusan hingga membuat kehidupan normal di Bali baru kembali diawal tahun 1970. Namun, lepas dari cerita itu semua panorama dari puncak tertinggi menara suci di Bali ini benar-benar akan membuat siapapun berdecak kagum. Lereng berbatu, lembah menghijau, laut, pesisir pantai dan desa-desa disekitar kaki gunung terlihat menakjubkan. Bahkan dikejauhan diantara awan Pulau Nusa Penida. Sayang, Gunung Rinjani yang berada di Pulau Lombok tidak dapat kami lihat karena tertutup oleh awan. Saat itu kami seperti berdiri di atas awan.

“Lihatlah ini mount Agung, Bali, Indonesia. One of the spektakuler mountain of Indonesia” pekik Dyah begitu tiba di puncak. Sebagai seorang yang mengerti geologi dan batuan, Dyah begitu senang sekaligus kagum bisa melihat dan berdiri langsung di puncak Gunung Agung.

Berdasar data GPS, ternyata puncak tertinggi Gunung Agung kini mempunyai tinggi ± 3.044 meter. Letusan dahsyat tahun 1963 telah mengurangi tinggi gunung ini yang semula 3.142 meter. Beberapa data lain yang pernah saya baca menunjukkan ketinggian 3.031 m dan 3.048 m.

Karena hari semakin siang, kami kemudian segera turun kembali menuju camp terakhir. Walaupun saat itu waktu masih menunjukkan pukul dua belas siang, namun cuaca nampak sudah mendung. Usai makan siang, kami segera paking perlengkapan lalu turun menuju basecamp pendakian di Dusun Junggul.

Menjelang magrib tiba-tiba turun hujan badai. Walaupun berada di dalam hutan, namun  sangat besarnya hujan membuat kami seperti dihujani titik-titik air sebesar jari-jari. Jalan setapak yang terjalpun menjadi sepeti sungai kecil. Hal yang demikian membuat perjalanan turun kami menjadi lebih lama. Beberapa kali kami harus terpeleset akibat licinya jalur.

Berjalan diantara hujan badai dan gelapnya malam menuntut kami berjalan ekstra hati-hati. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, terkadang kami berjalan sambil berpegangan tangan. Menjelang tengah malam hujan reda. Setelah berjalan hampir 12 jam serta menahan lelah dan kantuk yang teramat sangat akhirnya kami tiba kembali di kediaman pak Kayun. Saat itu waktu telah menunjukkan lewat tengah malam. Setelah ganti pakaian, kami pamit dengan pak Kayun untuk kembali menuju Denpasar.

Inilah salah satu pengalaman pendakian kami yang luar biasa. Berjalan menerjang hujan badai di tengah hutan dengan jalur yang terjal dan licin begitu menguji mental kami. Gunung Agung telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga untuk kami.

Satu yang pasti mendaki gunung Agung, menggapai puncak tertinggi menara suci Pulau Dewata ini merupakian satu hal yang tidak boleh dilewatkan begitu saja, jika anda berkunjung ke Bali. Salah satu gunung api yang Spektakuler di Indonesia.

Februari 2011
Harley B. Sastha,
FB: Harley B. Sastha dan Harley B. Sastha Dua

Tulisan ini di muat juga di Garuda Magazine Edisi Agustus 2011 dengan judul "The Holy Roof Of Bali"





The Holy Roof Of Bali - Garuda Magazine, Agustus 2011 
The Holy Roof Of Bali - Garuda Magazine, Agustus 2011

Sabtu, 02 Januari 2016

Tipe Cowok yang Kemungkinan BESAR ADALAH HOMO



 Cowok homo semakin banyak jumlahnya. Kaum gay kini emakin marak dan bebas di Indonesia. Apa saja ciri-ciri kaum homo yang perlu kita ketahui?
Apa saja ciri-ciri kaum homo yang perlu kita ketahui? … dapatlah kesimpulan tipe dan ciri-ciri cowok yang kemungkinan besar merupakan seorang MAHO.
Banyaknya cowok maho sekarang ini bikin cewek pusing dan bingung. Tentu seorang cewek mendambakan cowok yang maskulin dan ‘Laki Banget’. Nah, ane sendiri juga bingung cara menentukan cowok mana yang benar-benar maho dan mana yang cuma ‘kemayu’. Ada lagi fakta yang mengejutkan tentang kaum homo yang perlu kamu ketahui.
Banyak wanita kini lebih berhati-hati untuk tidak mudah geer jika ada pria yang mendekatinya, salah satunya adalah karena mereka masih ragu apakah pria tersebut “straight” atau “gay”.
Berikut adalah beberapa ciri pria yang sering dikira gay oleh para wanita.

1. Anti pada pria gay
Sikap anti secara berlebihan pada pria gay yang ditunjukkan seorang pria justru bisa mengundang pertanyaan. Pria yang anti pada gay atau sering disebut homophobia juga menunjukkan ia bisa mengenali mana pria yang heteroseksual dan yang bukan.
“Kebanyakan pria yang straight justru tidak terlalu peduli pada kecenderungan seksual seseorang,” kata Richard Burnett, pakar hubungan.

2. Hobi dandan
Setiap wanita tentu suka berdekatan dengan pria yang bersih dan wangi. Tetapi jika seorang pria menghabiskan waktu berjam-jam di depan kaca dibanding wanita, atau punya ritual perawatan wajah yang sangat komplit, tentu banyak wanita yang jadi curiga.

3. Terlalu “heteroseksual”
Pria yang di depan Anda terlalu ingin menunjukkan ketertarikannya pada wanita, misalnya sibuk berkomentar cheerleader mana yang tampak seksi dan malah tidak memperhatikan pertandingan olahraga itu sendiri. Pria seperti ini justru terlihat berusaha terlalu keras untuk menunjukkan dirinya heteroseksual.

4. Terlalu dingin
Hampir sebagian besar wanita yang disurvei mengatakan curiga pada pria yang tampak dingin dan tidak menunjukkan ketertarikan seksual. “Saya justru merasa aneh jika setelah berkencan beberapa kali ia tampak tidak berminat untuk bergandengan tangan atau melakukan kontak fisik dengan saya,” kata Julie (27).

5. Senang bergosip
Bergosip merupakan salah satu “ciri khas” para wanita. Karenanya pria yang hobi ngobrol dengan kelompok wanita dan juga bisa berjam-jam bergosip bisa membuat para wanita tidak tertarik.
Selain itu ada juga ciri-ciri gay yang lain,

Ciri – Ciri Gay :

Cowok gay ak.a homo umumnya suka memakai baju yang ketat, biar keliatan lekuk tubuhnya. Karena bentuk body bagi seorang gay adalah nilai jual tersendiri. Umumnya, para gay lebih senang memakai warna mencolok. Saat ngobrol, bisa diketahui melalui gaya bicaranya. Umumnya, para gay ini terlihat sangat feminim dan perhiasan yang dikenakannya pun cenderung “ramai”. Katanya sih, itu merupakan alat komunikasi sesama gay.

Para gay juga umumnya suka berpenampilan yang rapi dan terlihat seperti wanita. Ciri lainnya, mereka selalu tertarik pada aktivitas yang biasanya dilakukan wanita. Para homo ini sukanya berpenampilan yang rapi, kebanyakan pake parfum yang baunya norak. Pakaian yang digunakan pun cenderung lain dari yang lain, bahkan kebanyakan norak, agar menarik perhatian.

Pribadi mereka cenderung pendiam, tertutup, nggak suka bergaul dengan banyak orang. Cuman ngomong seadanya dan cenderung lembut. Tapi, banyak juga para gay yang sulit dikenali secara umum, karna mereka cenderung memiliki ciri khas tersendiri. Ada cerita neh, berdasarkan pengalaman seorang teman kami yang pernah didekati oleh seorang gay.

Awalnya, dia tidak tahu kalo sosok teman yang baru dikenalnya itu adalah seorang gay. Karna mereka berkenalan di sebuah tempat fitnes. Gay yang dikenalnya ini memiliki perawakan yang bagus. Tinggi, besar, cakep seperti seorang fitnes trainer gitu. Nggak ada satu pun ciri-ciri di atas yang ditemukan pada sosok pria ini.

Namun, setelah beberapa kali berbincang-bincang dan bergaul dengannya. Teman kami ini baru menemukan suatu kecurigaan pada sosok pria ini. Karena selama ngobrol yang berulang-ulang kali, kedapatan sang pria ini membicarakan hal-hal yang berbau homo. Awalnya memang tidak nampak. Tapi lama-kelamaan, kita kan mengenali dari bahan pembicaraannya. Padahal, sikap dan pakaiannya seperti orang straight loh.

Dari sini kita bisa mengenali bahwa, tidak semua kaum gay itu bisa benar-benar dikenali dari cara pakaian, aksesoris dan gaya mereka. Emang sih, sebagian besar iya. Namun ada gay-gay lain yang terselubung, dan hanya bisa dikenali ketika kita bergaul dengan mereka.

MARI MENGENAL Minoritas LEBIH DEKAT


Banyak orang Indonesia tidak paham apa itu gay. Bahkan gay Indonesia sendiri tidak tahu apa2 tentang sejarah dan pengetahuan ilmiah gay. Karena itu aku terpanggil untuk menyebarkan informasi yang benar. Homosexual (gay) adalah mereka yang tertarik pada sesama jenis baik secara romantik maupun seksual.
Berlawanan dengan mitos dosa dan penyakit yang dikobarkan kaum religius, gay BUKAN dosa dan BUKAN penyakit. Menurut hasil konsensus dari para tenaga profesional di bidang kesehatan dan psikologi, gay adalah variasi normal dan positif dari keanekaragaman makhluk hidup.
Jumlah gay SANGAT BANYAK. Menurut hasil penelitian almarhum seksolog Prof Alfred Kinsey, 1 dari 10 pria dunia positif gay murni. 9-nya bervariasi: ada yang hetero murni, ada pula yang biseks (suka kedua jenis). Jika kaum biseks juga dihitung sebagai gay, bayangkan jumlah gay di dunia. Sayangnya, sensus gay sulit dilakukan karena banyak gay yang masih malu mengaku gay, bahkan di negara2 Eropa.
Gay BUKAN produk barat atau trend modern karena gay sudah ada sejak zaman manusia purba. Pasangan sejarah gay yang pertama ditemukan di makam Mesir kuno. Gay BUKAN produk dosa atau imoralitas karena banyak binatang yang gay (terutama penguin, domba, lalat).
Berikut mitos2 SALAH soal gay yang beredar di masyarakat:
#1 Gay itu pilihan sadar
Faktanya, tidak ada manusia yang mau terlahir gay di dunia yang kejam ini. Mayoritas gay terlahir gay. Ketika pubertas, otomatis mereka tertarik dengan sesama jenis. Bahkan jika si gay tumbuh di lingkungan yang bebas pornografi gay dan pergaulan buruk, dia tetap akan jadi gay. Hal ini TIDAK bisa dicegah! Suka atau tidak suka, gay adalah bagian dari keanekaragaman genetik pada manusia dan hewan. Semua berasal dari ALAM.
#2 Gay bisa sembuh
Berhubung gay itu genetik, gay tidak bisa diubah. Sejarah membuktikan berbagai terapi hormon, setrum, bahkan terapi sadis yang memakai kotoran manusia, GAGAL mengubah orientasi seks. Logikanya, jika gay itu ‘penyakit’ dan bisa ‘sembuh’, maka hari ini kalian bisa dengan mudah menemukan pil anti gay di apotek2 terdekat. Nyatanya tidak begitu kan? Memang ada gay yang ngaku ‘sembuh’. Tapi sesungguhnya, mereka bukan gay sejati melainkan biseks. Itu pun tidak berarti mereka ‘sembuh’ karena sisi gay-nya tetap ada. Kemungkinan lain, gay yang ngaku ‘sembuh’ hanya berbohong untuk menutupi aib. Urusan ranjang, siapa yang tahu?
#3 Penelitian terbaru menyatakan tidak ada gen gay
Dulu, memang disebutkan para ahli memburu gen tunggal yang bertanggungjawab untuk meng-homo-kan manusia. Gen ini dipakai kaum gay untuk menjustifikasikeberadaannnya. Kaum homofobia religius juga memakai gen ini sebagai target pembasmian lewat terapi medis. Dunia gempar saat beredar berita bahwa gen gay itu tidak ada! Namun fakta terbaru muncul, sayangnya tidak diekspos. Faktanya, gay memang genetik. Tapi penyebabnya bukan satu gen tunggal, melainkan BEBERAPA GEN non seksual yang berinteraksi dengan faktor2 lainnya! Intinya, homoseksualitas itu rumit dan tidak bisa dibasmi.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/4215427.stm
#4 Gay itu penyakit
Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) dan WHO sudah menetapkan bahwa gay BUKAN penyakit! APA bahkan sudah menghapus homoseksualitas dari daftar penyakit jiwa sejak akhir th 1970an. Banyak kaum beragama menuduh ini rekayasa gay tapi mereka lupa satu fakta bahwa keputusan macam itu tak bisa seenaknya diputuskan krn menyangkut hidup orang banyak. Plus, reputasi para dewan psikologi dipertaruhkan! Jadi, jika induk organisasi psikologi dunia sudah menyebut gay itu normal, maka psikolog Indonesia yang berani bilang gay itu penyimpangan atau pilihan adalah psikolog yang tidak kompeten !!!
http://en.wikipedia.org/wiki/Homosexuality_and_psychology
#5 Gay bisa menular
Jika kamu tidak punya ‘bakat gay’, kamu TIDAK akan bisa berubah gay! Mereka yang ‘tertular’ gay sebenarnya adalah gay juga. Mungkin mereka belum menyadarinya, sehingga ketika mencoba gay seks, mereka langsung menemukan jati dirinya. Atau mungkin juga mereka gay sejak dulu tapi berlagak hetero di depan masyarakat. Ketika ke-gay-annya terbongkar, masyarakat heboh dan mengira si gay adalah korban penularan gay (berhubung si gay nampak hetero).
#6 Sekali disodomi, kamu akan jadi gay 
Mitos sesat ini beredar gara2 hasutan para pemerkosa pedofil. Mereka rata2 mengaku pernah diperkosa secara gay semasa kecil. Banyak psikolog Indonesia yang mempercayai omongan penjahat kelamin begitu saja. Padahal, semua cuma alasan untuk meringankan hukuman mereka. FAKTAnya, korban pedofil gay TIDAK AKAN berubah gay kalo dia sendiri bukan gay! Banyak kasus di Amerika, membuktikan banyak korban pedofil gay tetap heteroseks bahkan beristri dan beranak, dan sebagian kembali untuk membunuh sang pemerkosa! Kasus paling heboh adalah korban pedofil Aaron Vargas yang menembak pemerkosanya 20an th kemudian.
#7 Tuhan tidak mencipta gay. Gay itu kejahatan melawan tuhan dan alam
Faktanya, di alam, ditemukan banyak hewan2 gay, mulai dari serangga, reptil, burung, ikan, dan mamalia. Beberapa contoh hewan gay adalah domba, penguin, burung pemakan bangkai, jerapah, lalat, dll. Malaysia adalah contoh negara tolol yang membuat UU Kejahatan Melawan Alam di mana kaum gay harus dihukum berat karena menyalahi ‘hukum alam’. Jelas sekali orang Malaysia ber IQ jongkok karena mereka tidak tahu soal binatang gay di ALAM. Jika tuhan tidak mencipta gay, logikanya di alam tidak ada homoseksualitas. Betul kan?
http://en.wikipedia.org/wiki/Homosexual_behavior_in_animals
#8 Gay gila seks
Faktanya, semua makhluk berpenis itu gila seks! Emangnya pria hetero tidak gila payudara? Tidak gila pornografi? Tidak serong? Masalah gay suka gonta-ganti pasangan, itu karena salah kaum homofobia juga. Memang tidak semua gay sebrengsek itu, tapi memang ada sebagian yang merasa berhak untuk serong  sana-sini karena pernikahan gay dilarang oleh kaum homofobia.
#9 Gay cemburuan dan hobi membunuh
Ini mitos tolol yang menyalahi mitos gay suka gonta-ganti pasangan. Tidak semua gay segila Ryan Jombang. Lagipula, emangnya pria hetero tidak cemburuan? Faktanya, kasus kekerasan rumahtangga hetero jauh lebih banyak dibanding kasus gay: suami bunuh istriistri bunuh suamisuami siram air keras ke muka istriistri potong penis suami. Silahkan google sendiri, ada banyak cerita2 seru tentang pasangan heteroseksual yang saling bantai atas nama cinta dan CEMBURU!
#10 Semua gay itu kemayu dan semua lesbian itu tomboy
Memang benar, sebagian besar pria kemayu itu gay dan sebagian besar wanita tomboy itu lesbian, TAPI tidak berarti semua gay dan lesbian itu seperti mereka. Faktanya, gay juga ada yang macho. Apalagi jika dia brewokan dan berbulu dada. Aura maskulinnya sangat terasa. Mayarakat akan tertipu mengira pria itu hetero, padahal dia gay. Pria gay macho rata2 malu mengaku gay, apalagi jika dia tinggal di negara homofobia macam Indonesia. Sedangkan pria kemayu kesulitan menyembunyikan ke-gay-annya, makanya rata2 cuek. Oleh sebab itu, gay yang terlihat di muka umum hanyalah pria kemayu saja. Dan timbullah mitos sesat itu.
#11 Semua pria yang beristri pasti hetero
Itu anggapan tolol! Pernah dengar kata SANDIWARA? Faktanya, pria gay maskulin lebih lihai menyembunyikan homoseksualitasnya karena penampilan mereka macho. Takut ketahuan gay, pria gay akan menikahi wanita saat umurnya cukup. Ada juga gay yang bercita2 sembuh dengan mengenalkan penisnya pada vagina. Faktanya juga, pernikahan hetero TIDAK bisa ‘menyembuhkan’ gay kecuali si gay ternyata biseks. Suami gay tidak bisa menyayangi istrinya lahir batin karena mentalnya tertekan. Dia TERPAKSA menikahi si istri. Suami gay juga PASTI akan berhomoseks di luar! Jika semua pria gay yang beristri berani unjuk diri, masyarakat Indonesia akan gempar melihat JUMLAHnya yang banyak! Aku pribadi kenal banyak pria gay beristri
#12 Di Timur Tengah tidak ada gay
Memang benar, hukum agama di sana sangat brutal. Tapi tidak berarti tidak ada gay si sana! Apakah hukum agama secara supranatural bisa mencegah kelahiran gay? Tentu tidak! Beberapa tahun lalu, presiden Iran (Ahmadinejad) dengan tolol berkata “Tidak ada kaum homoseksual di Iran, tidak seperti kalian di Amerika.” Faktanya, setiap tahun gay dihukum mati di depan umum. Bahkan banyak penonton yang sengaja membawa anak2 mereka untuk menyakikan gay dihukum mati. Bahkan, mayat si gay sengaja dipublikasikan untuk menakut-nakuti kaum gay Iran. Kasus gay Iran yang paling heboh adalah Mahmoud Asgari dan Ayaz Marhoni. Perlu diingat, orang timur tengah tidak pernah mengakui gay sebagai genetik. Mereka tetap menuduh gay adalah produk imoralitas dan dosa
#13 Israel adalah tanah sodomi, semua penduduknya itu gay!
Mitos ini sering ditemukan di situs sampah semacam Detik dan Yahoo di mana berita soal gay dan Yahudi ditulis. Ini omongan bodoh yang dihembuskan kaum anti Yahudi. Sama halnya dengan adanya gay di negara2 Islam, ada pula kaum pembenci gay di Israel! Jangan lupa, hukum anti gay pertama kali berasal dari agama Yahudi (Judaisme) jauh sebelum agama Kristen dan Islam muncul! Kitab Taurat Yahudi (Imamat/Leviticus) menyebutkan bahwa gay harus dibunuh dan darahnya ditumpahkan di atas mayatnya. Ayat YAHUDI inilah yang kemudian dipakai oleh agama2 Abrahamic lain untuk mengecam gay.
#14 Kitab suci jelas2 menulis gay itu dosa dan harus dihukum mati! 
Aku hanya bisa menjawab dari sisi Kristen. Hukum anti gay Kristen berasal dari kitab taurat Yahudi (Imamat – Leviticus). Tapi bagi yang bisa berbahasa Yahudi dan punya kitab Taurat asli, pasti sadar bahwa sesungguhnya yang dikecam di sana adalah kaum penyembah berhala yang menggunakan medium gay seks, bukan kaum gay modern. Masalahnya, tidak ada kosakata modern untuk menyebut kaum penyembah berhala yang memakai gay seks, sehingga kata itu mentah2 diterjemahkan menjadi GAY. Kasus terjemahan error juga terjadi dalam kitab Ayub Indonesia, di mana kata asli LEVIATHAN (reptil laut raksasa) seenaknya diterjemahkan menjadi BUAYA.
sumber : http://gaytalk2011.blogspot.com