Bab 1
Life of a Man Name
Teddy
Di suatu kota kecil barat
pulau Jawa, Bandung, hari Jumat pagi itu, sekitar pukul 6:30 pagi Teddy
terbangun oleh suara alarmnya yang menggelegar, tangannya merai benda kuning
itu dan menekan tombol off alarm. Kemudian ia Bangun dari tempat tidurnya, ia
berjalan ke balkon untuk melihat sisi lain dari jendela di pagi hari. Melihat
keluar ke arah timur, ia memandangi ketika matahari terbit di atas dataran
langit, dan merasakan kehangatan mentari pagi di pipinya, dia tahu bahwa hari
ini akan menjadi hari yang hangat, mungkin dari ketinggian rumahnya. Melihat ke
bawah ia melihat saat Ute temannya turun dari angkot dan berjalan ke depan
rumah. Sekarang Teddy dan Ute telah berteman sejak di Bangku kulia dengan
jurusa yang sama, di universitas yang sama pula yaitu ITB Bandung.
Bagaimana itu terjadi, di suatu
hari ketika Ute sedang mengerjakan Maket di leb, Mahasiwa semester 7 yang
bernama Artur seorang pengganggu utama di Kampus berjalan dan mulai memandangi Ute dari sudut jendela dan memanggilnya, Teddy
tidak terlalu jauh ia mendengar semua itu, ia memutuskan untuk berjalan menuju
leb dan membantu Ute keluar. Namun, Artur mencoba untuk memukul Ute dengan
bergegas, Ute memutuskan untuk berlari, membuat Artur tertinggal jauh di
belakang, Ute pun berlari dan bersembunyi namun seketika Teddy memukul Artur
sehingga anak itu jatuh dan pingsan di taman kampus, sejak saat itu Teddy telah
menjadi yang terbaik dari teman-teman mereka, lebih baik dari pada mahasiwa di
kampusnya itu yang sering ketakutan kepada kekuasaan Artus si
preman kampus. Sekarang Ute sedikit lebih gemuk dari pada Teddy yang
tidak memiliki lemak sama sekali, mereka berdua memiliki rambut hitam Ute
memiliki mata choklat, perempuan berdara jawa belanda ini memiliki
senyum yang manis dan juga menekuni salah satu keahlian untuk berenang kemudian Teddy keturunan menado cina jerman ini memiliki mata sipit
berkulit putih ini doyan menghabiskan waktunya untuk menonton bola dan
berteriak di saat clup kesukaannya mencetak gol di gawang lawan .
Sekarang itu tanggal 8
Desember dan hari terakhir kulia di kampus, liburan Natal ada pada benak mereka
dan mereka bisa merasakannya di setiap jenut nadi mereka, duduk di jendela
bersama Teddy.
Ute menatapnya dan berkata,
"Jadi bagaimana kalau kita berangkat sekitar 7:15 dan masuk ke kulia pagi
ini, tapi
gue Cuma punya Rp,50.000 di dompet, dan gue pengen membeli permen karet dan
beberapa minuman dingin." " Jadi bagaimana menurutmu? "
Melihat Ute masih setengah
tertidur,
Teddy mengatakan,
"Um.... apakah orang tua gue tahu kamu di sini?"
Sambil tertawa, ke dua anak
itu duduk dan saling memandang. Mereka berdua adalah mahasiswa semester 8, mereka
setiap hari seperti itu dan itu adalah hari terbaik dalam hidup mereka, karena
mereka semakin tua mereka mengambil setiap hari mereka memiliki dan melakukan
apa pun yang mungkin untuk membuat hari-hari mereka tumbu bersama. Merapikan kamar kemudian kedua
anak itu berjalan di bawah, Teddy masih memakai celana pendek dan Ute memakai
kaos abu-abu dan celana jins biru.
"Tedd cepetan pakai
pakaiannya, jangan lama-lama nanti kita terlambat kulia" Kata Ute.
"Ya tapi gue mau makan
dulu untuk pertama kalinya baru gue siap siap, oke!." Sebagai balasan Teddy,
masih lelah.
Sarapan pagi ini adalah
telur dan Nasi Goreang, mereka berbagi makanan, duduk, dan makan. Setelah makan
dan berbicara tentang hal-hal kecil, Teddy kembali ke Kamar, Teddy memakai
T-shirt putih dan celana jins biru, Ute turun ke bawah lewat tanga, sedangkan Teddy
menggunakan pintu depan dan berjalan di belakang ke garasi
dan mengambil mobilnya.
Mereka pun menuju ke toko
milik Pak Timmo, pintu bel berdering dan Pak Timmo mendongak untuk melihat dua
anak itu berjalan masuk kedalam tokonya,
"Selamat pagi, ada yang
bisa saya bantu?"
"Yah nih, kita mau
beli perem dan dua minuman dingin buat di jalan." Kata Ute.
Mereka mengangguk dan Pak Timmo
berjalan menuju lorong belakang. Ute meraih permen karet sementara Teddy berjalan
ke lemari pendingin dan mengeluarkan air mineral dan eskrim lalu Pergi ke kasir,
"Rp.15000 ." Pak
Timmo mengatakannya, setelah Ute memberinya uang.
Meraka berjalan keluar dari toko, dan mulai
pergi ke kampus.
"Yah delapan tiga
puluh dan kita masih miliki waktu untuk sampai ke kampus, lama nya.!!!"
Sautan Ute.
Menuju ke jalan, baik Ute
dan Teddy keduanya mulai berbicara tentang apa yang mereka lakukan di Hari
Natal ini dan apa yang akan mereka lakukan pada hari ulang tahun mereka juga.
Kedua ulang tahun mereka pada hari yang sama,
seperti anak kembar, selain dari seberapa tinggi mereka dan bagaimana
mereka tampak (kamu tidak bisa membedakan karena mereka bertindak sama yang
Cuma yang membedakan mereka adalah Teddy Pria dan Ute wanita). Sekarang Ute
lahir pada hari Jumat dan Teddy sekitar 3 jam setelah dia, di rumah sakit yang
sama, ketika dua keluarga pindah ke lingkungan yang sama dua anak ini bertemu
satu sama lain beberapa kali tetapi tidak pernah bergaul atau bermain dengan
satu sama lainnya sampai hari itu di bangku kulia semester 1.
Bersantai di samping musim
semi mereka hanya menikmati udara pagi dan berbicara hal-hal lucu dan tertawa
bersama, sambil menghirup udara pada eskrim yang dingin dan mengunya permen
karet mereka. Burung di pohon-pohon bernyanyi dan daun yang sedikit berayun
ayun di sapu angin, tanda hari yang sempurna berpikir akan sebuah kedamaian dan
ketenangan, tidak seperti dulu, masa lalu terjadinya Gempa Bumi Mengoncang kota
Bandung dan menghancurkan segala sesuatu di
kota kembang ini. Bandung terguncang berapa tempat
hancur sejak itu pemerinta kota Bandung membangun ulang kota
Bandung, hinga kembali indah dan kelihatan lebih baik. Jarum jam
menunjukan, tanda mengatakan sekarang saatnya untuk pergi, sehingga mereka beranjak
ke dalam mobil dan mulai menuju ke jalan yang penuh kenangan itu
Sesaat melihat Tami, anak
Teknik, Teddy menghentikan mobilnya.
"Ha ha, wow Tam, yang
mengagumkan, kami sepertinya tepat waktu lagi" kata Ute.
"Ya itulah kami, baik
mari kita pergi, hari ini tidak mendapatkan yang lebih baik" Balasan Teddy.
Berangkat ke kampus, Teddy
memparkirkan mobilnya di parkiran kampus, tidak ada tas ransel atau
maket hari ini, hari ini terakhir kulia, hanya satu kelas maka kelihatanya
sedikit bebasan. Pergi ke kelas Bu lie, mereka mengambil tempat duduk mereka di
belakang kelas dan menunggu Himne jurusan dan pengumuman akhir dari dosen.
"Kelas pagi silahkan bernyanyi
himne jurusan kita." Suara itu mengatakan. Bangkit dari kursi
mereka, dan bernyanyi.
Duduk kembali di kursi
mereka, dosen berjalan berkeliling dengan seikat folder besar dan kertas dari semester
lalu dengan nilai kuis mereka. Itu adalah kelas tidak normal,
jendela di sebelah barat dan poster matematika dan grafik bahasa di dinding, kandang
di belakang ruangan dengan hewan peliharaan kelas, hamster oranye bernama Alex. Dosen
berjalan menyusuri lorong menuju Ute, tangannya membawa folder besar dengan nilai
C + di atasnya.
"Yah tampaknya kamu
lulus matakulia saya, selamat," katanya, dengan bahagia.
Memutar matanya dan
membalik saat dia berlalu, dia membungkuk dan berkata, "C + Apakah kamu
bercanda, gue setidaknya pantas mendapatkan B." ungkapan seorang Ute
"Sungguh? gue pikir
kamu layak dan menakjubkan, tapi saya kira dia tidak melihatnya. "seruan Teddy"
He he ya, apa yang kamu dapatkan "tanya? Dia
Memandang dosen saat dia
berjalan ke mejanya, Teddy melihat ke bawah dan tertawa, "Yah gue lihat
bahwa kamu terlibat dalam percakapan itu?"
"Ya Ibu dosen."
Adalah jawabannya. Penyerahan Teddy, dia mendongak dan pemberitahuan +
B di atas,
"Mmmmmm..., mendapat +
B, orang tua gue akan sangat senang dengan gue, terima kasih Tuhan Yesus!"
"Ha ha!"
Melihat kedua anak itu
mulai tertawa diam-diam dan saling memberi buku-buku lainnya.
Sebagai kelas 60 menit
hanya angin hari akan berakhir Ute membungkuk dengan senyum di wajahnya.
"hanya 10 menit lagi,
dan kita bebas, gue sudah bisa mencium bau itu." Kata
Ute.
Sepuluh menit berlalu dan
bel berbunyi untuk melepaskan para mahasiswa mahasiswi, anak-anak bergegas
keluar dari kelas Menunggu dosen untuk meninggalkan ruangan, dua anak itu
memalingkan kepala ke jendela dan lolos untuk menghindari terburu-burunya para mahasiswa
berjalan keluar untuk cepat pulang. Berjalan di halaman berumput dan menuju parkiran
mobil mereka membuka kunci mobil dan menuju ke rumah mereka untuk
menunjukkan orang tua mereka masing-masing nilai-nilai yang mereka terima dan bergegas
untuk liburan Natal.
Oliver dan Dian adalah
sepupunya teddy dari menado, mereka merantau ke Bandung
untuk melanjutkan kulia di ITB bandung, Oliver adalah pianis yang handal di Bandung,
dia sering mengiringi artis ibu kota seperti Agnes Monica dan Julia Perez.
Sedangkan Dian juga pianis namun dia Cuma mendikasihkan talentanya untuk
pelayanan di Gereja. Mereka berdua Pulang ke rumah secepat mungkin, dan menaru
folder kulia di atas meja dan berlari ke atas, menelepon Ute dari rumahnya
menunggu balasan,
"Halo?"
"Hei Ute
ini gue Dian, ummm... gue ke rumahmu 5 menit lagi, bawa majalah kemudian kita ke pondok pohon lalu berenang di sungai, ok?"
Mendengar merobekan pakaian
laci terbuka dan Ute menutup dan datang kembali ke telepon,
“sama siapa saja?”
“gue, Oliver dan Teddy..”
"Ok sedikit lagi."
Merobek bajunya dan
mengenakan celana pendek putih dan bertelanjang kaki, Teddy, Oliver dan Dian ke rumah Ute, duduk di teras. Mendengar langkah kaki
dan menonton temannya berjalan keluar pintu, Teddy hanya menatapnya dengan mata
besar, melihat nada-nada gerak badan.
"Um um, wow Ute, gue
belum pernah melihat kamu semanis ini, ohm wow terlihat sexy dan hot!"
ujar Teddy dengan takjub
Hanya menatapnya dengan
mulut tertutup Ute hanya tertawa,
"Yah Ted gue
belum pernah melihat kamu juga dengan baju itu tapi kamu masih terlihat seperti
ranting ha ha ha, tapi kau favorit gue ranting."
Melihat kembali padanya,
"Terima kasih untuk
julukannya, kamu hanya terlihat manis, itu saja, tidak ada lebihnya."
Balasan Teddy
Bangun dari teras mereka
langsung menuju sungai dengan buku komik di satu tangan dan kartu dan soda di
tempat lain, "gue gambil ini dari ruang bawah tanah, Cocacola." Kata Ute.
Menunjukan mereka jalan ke sungai, anak-anak itu berjalan di belakang
sambil menikmati hutan yang masih basa, mereka pun menanggalkan
pakaian dan melompat ke sungai, karena mereka telah melihat
satu sama lain, itu tidak benar-benar mengganggu mereka bahwa mereka bisa melihat
satu sama lain. Berenang dan bermain di sekitar mereka bermain dengan satu sama
lain, memercikkan air satu sama lain, menendang dan menampar lembut, melempar
lumpur dan mereka bermain bersenang-senang dengan gaya anak anak kecil.
Keluar dari air dan
meletakkan tubuh mereka di atas pasir hangat untuk mengeringkan
diri mereka sendiri, mereka mendiskusikan rencana Hari Natal dan apa yang akan
mereka lakukan nanti. Ute selalu
datang dengan nama Cumcum, tapi Teddy tidak keberatan, mereka masih saling
mengasihi. Tidak pernah terlibat perkelahian, atau membuat yang lain merasa
buruk, hanya pernah sesekali dan mereka melawan kemudian keadaan dibuat untuk
saling memaafkan. Ini adalah jenis teman yang tidak pernah putus bahkan tidak
atas hal-hal yang besar, teman sejati sampai akhir, jika dalam istilah mereka pada akhirnya akan mendapatkan
nilai F di kampus dan mati sebagai seorang pengemis tua dan kesepian maka yah itu
adalah akhir dari semua.
Dian Membuka barang-barang
berharga Ute kemudian Dian menunjukkan Teddy,
"Apa sih ini! Whoa...
bagaimana benda ini ada di tasmu?! "Tanya Teddy dengan
shock.
"Hey hey tenang Teddy,"
Dia mengosongkan ruangan dan menyuru Oliver dan Dian
untuk meninggalkan mereka berdua.
"gue menemukannya di
kamar bokap gue, gue tidak berpikir dia akan keberatan."
Ute mengatakan dengan wajahnya sedikit
gelisa saat Teddy terlihat sedikit marah.
Ayahnya adalah seorang
Polisi dan ditembak dalam perang hutan selama di Papua pada tahun 1972, Ute
masih sedih dengan hal itu, ia masih berumur 10 pada saat kehidupanya beruba
menjadi sepi tampa seorang ayah, bahkan ia tidak
menangis demi menghormati ayah nya dan memorial ayah nya di kepolisian.
Tetapi sejak saat itu dia dan Teddy menjadi makin dekat dan dia ada di sana
untuk Ute setiap kali ia merasa tertekan dan menangis tentang hal itu, beberapa
malam dia menangis dan lari ke rumah Teddy dengan dia memegang Ute dan memeluk
kepalanya dalam pelukannya, membuat Ute lebih tenang.
"Ok jadi gue gambil
ini dari rak bokap, dia gajarin gue bagaimana memegang pistol dan menembak
sehingga gue akan menjadi satu-satu memeiliki pistol itu."
Ute mengatakannya sembari
menyerahkan pistol.
"Apa yang akan kita lakukan
dengan senjata ini?"
Pinta Teddy ingin tahu.
Pertanyaan itu membuat bingung mereka berdua pada saat itu.
"Ok jadi gue akan
meninggalkannya di sini, atau menyembunyikannya, karena kita membutuhkannya
ketika kita pergi berkemah?" Kata Teddy setelah menyerahkan pistol itu kepada
Ute.
Sekarang dua keluarga
selalu merencanakan perjalanan berkemah setiap tahun, keluarga Ute tahun ini
merencanakan dan mengundang keluarga Teddy bersama, setiap tahun keluarga mereka
ke Bogor dan kamp dekat Puncak, yang dekat dengan pegunungan yang hujau di mana
keluarga menikmatinya. beberapa tahun terakhir adalah situasi yang
berbahaya, perjalanan dari Bandung yang mereka temui hewan liat, dan harus
memanjat pohon pinus besar. Terjebak di pohon selama 3 jam mereka, setelah
hewan liar itu meninggalkan mereka naik turun gunung
dan kemudian menembak ular piton, sehingga memiliki Pajangan baru di ruang
keluarga keluarga Ute, sementara Teddy mendapat gigi dan bisa ular untuk panah.
Yah mereka telah beberapa kali berkemah bersama-sama dan bersenang-senang, kali
dua anak-anak tidak akan pernah lupa. Duduk di pondok pohon untuk istiraha
sejenak, matahari mulai turun di barat dan anak-anak duduk kembali dan jatuh
tertidur dengan suasana matahari terbenam berwarna soranye.