Orang mengira bahwa pernikahan adalah tempat mereka memadu
cinta selama-lamanya. Api asmara yang mereka rasakan selama masa berpacaran
akan terus berkobar ketika mereka bersatu. Cintalah yang akan membuat mereka
kuat dan berpadu.
Kenyataannya ada yang segera mengalami kekecewaan. Apa yang
mereka anggap kecil dan remeh bahkan tidak ada semua sekarang mulai kelihatan
mengganggu. Kebiasaan jelek suami, mertua yang terlalu masuk campur, kondisi
keuangan yang tidak stabil, bisa membuat bahtera pernikahan terobang-ambing.
Dengan segera ketika efek PEA hilang dan kisah romantika
percintaan berakhir banyak yang mengira sudah salah pilih dan terjebak dalam
ruangan tanpa pintu keluar. Ternyata
mereka memang tertipu oleh mitos yang mereka pegang selama ini.
# 1 – Romantika percintaan akan bertahan selama-lamanya.
Yang benar adalah kita telah tertipu oleh kisah cinta ala
Cinderela yang dipersunting pangeran tampan dan berbahagia selama-lamanya.
Perasaan berbunga-bunga tidak akan bertahan selamanya. Bulan madu akan
berakhir. Masalah dan konflik akan datang menerpa setiap hubungan yang dijalin
manusia. Cerita Cinderalla itu harusnya ada kelanjutannya. Kita dapat
menambahkan seri-seri berikutnya dengan kisah kita sendiri.
# 2 – Kita akan terus menerus jatuh cinta pada si dia.
Yang normal adalah, anda bisa juga marah dan kesal terhadap
dia. Dia bisa membuat anda merasa terganggu. Dia bisa mengorek luka lama yang
telah anda kubur bertahun-tahun. Dia bahkan membuat anda sadar
kelemahan-kelemahan yang anda tidak ketahui. Dia membuat anda menjadi manusia
yang lebih baik jika anda mau berubah.
Sebaliknya dia membuat anda merasa seperti monster yang jelek jika tidak
bisa menyesuaikan diri. Bersama dia, kelemahan anda menjadi nyata demikian juga
dengan kelebihan dan potensi anda.
# 3 – Cinta harus alami dan tidak boleh dipaksakan
Ini tentunya hanya ada di dunia mimpi. Setelah PEA tidak
lagi bekerja, anda butuh kokain, kafein atau aphetamine untuk membuat otak
kembali bekerja sama seperti waktu anda kasmaran. Jika anda tidak ingin menjadi
pecandu obat terlarang, itu berarti anda harus relakan perasaan romantika itu
berlalu. Terimalah kenyataan. Yang ada di depan anda bukan Cinderela atau
Prince Charming. Yang ada di depan anda adalah manusia lengkap dengan kelemahan
dan kelebihannya. Yang membuat cinta bertumbuh adalah komunikasi yang baik.
Cinta sejati butuh usaha dan sering perlu untuk dipelajari.
# 4 – Kita jatuh cinta dengan orang yang berbeda dengan
orang tua kita
Sebaliknya kita jatuh cinta dengan orang yang memiliki
karakteristik yang sama dengan orang tua kita, tertutama karakteristik negatif
mereka. Itulah sebabnya ketika kita bertemu dengan sang jantung hati, seakan
kita telah mengenalnya seribu tahun. Kedua sejoli akan ditarik mendekat oleh
suatu kekuatan yang tidak mereka sadari. Bersama mereka merasa lengkap dan
untuh sebagai manusia.
# 5 – Kita jatuh cinta dengan orang yang bertolak belakang
sifatnya
Anda yang pendiam akhirnya jatuh hati pada wanita yang
cerewet. Atau anda yang boros akhirnya dipertemukan dengan pria yang hemat.
Setelah menikah banyak pasangan yang baru menyadari bahwa mereka memiliki luka
yang sama dengan pasangan yang telah mereka pilih. Seorang pria menjadi hemat
karena kesulitan keuangan yang ia hadapi sejak kecil. Menyimpan uang merupakan
caranya bertahan dan merasa aman. Seorang wanita menjadi boros karena ia mau
menikmati apa yang tidak bisa ia nikmati dulunya. Berangkat dari luka yang sama
mereka meresponi dengan cara yang berbeda.
# 6 – Jika ada cinta sejati maka apapun tantangan dalam
pernikahan akan menjadi mudah
Karena percaya pada mitos inilah maka orang yang sedang
mabuk kepayang tidak memperhitungkan faktor – faktor seperti usia, budaya,
agama, latar belakang keluarga, pendidikan dan status sosial. Mereka menganggap
hal-hal tersebut akan mereka atasi lewat cinta mereka yang meluap-luap.
Kenyataanya, dalam pernikahan masalah sepele bisa menjadi besar. Apalagi
hal-hal yang sangat prinsipil dan mendasar tentu akan menjadi jurang pemisah
dua pribadi yang berbeda.
# 7 – Cinta sejati di ukur oleh kesetiaan dan komitmen kita
dalam pernikahan
Salah besar. Banyak yang tetap menikah bukan karena cinta
lagi. Tidak ada lagi rasa saling membutuhkan apalagi mengasihi. Meskipun
komitmen pernikahan masih dijaga mereka tidak menikmatinya lagi apalagi merasa
bahagia karenya. Banyak pasangan yang telah bercerai meskipun mereka tinggal
serumah. Ini dinamakan perceraian emosi. Faktor anak, keluarga, kepercayaan,
karir atau nama baik, membuat banyak pasangan bertahan. Jika tidak ada usaha
untuk memperbaiki pernikahan dengan komunikasi yang lebih baik maka anda telah
momvonis diri untuk dipenjara seumur hidup lewat pernikahan yang anda jalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar