Rendah Hati
"Adakah kapak memegahkan diri terhadap
orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang
yang mempergunakannya? seolah-olah gada menggerakkan orang yang
mengangkatnya, dan seolah-olah tongkat mengangkat orangnya yang bukan
kayu!"
(Yesaya 10:15).
Kutipan ini hemat saya merupakan
sindiran bagi apa yang terjadi dalam hidup sehari-hari yaitu
`penjungkir-balikan' aneka fungsi atau jati diri, sebagai contoh uang
mengendalikan orang yang memilikinya, mobil atau harta benda-harta benda
menguasai orang yang memilikinya, dst.. , dengan kata lain tanpa uang,
tanpa harta benda/mobil dst.. orang dapat gila, stress, putus asa atau
frustrasi. Aneka macam jenis harta benda adalah sarana bukan tujuan,
dan manusia berada di atas harta benda bukan di bawahnya, menguasai
bukan dikuasai. Kutipan di atas ini juga mengingatkan kita semua bahwa
hendaknya jangan menjadi sombong ketika kita menjadi pandai, kaya akan
uang maupun harta benda, memiliki aneka jabatan dan kedudukan atau
fungsi, dst,,, melainkan hendaknya semakin menjadi rendah hati.
Ingatlah dan hayatilah bahwa segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan
nikmati sampai saat ini adalah anugerah Allah, yang kita terima melalui
siapapun yang telah berbuat baik kepada kita, mengasihi kita, hidup dan
bekerja bersama kita, dst… `Semuanya adalah anugerah'/'everything is
given', itulah kebenaran yang ada, maka hendaknya kita senantiasa rendah
hati, tidak sombong. Mereka yang sombong berarti tidak atau kurang
beriman, dan pada umumnya bersikap mental materialistis, gila akan harta
benda/uang, pangkat/kedudukan dan kehormatan duniawi, maka ketika tanpa
uang, pangkat/kedudukan dan kehormatan duniawi tinggal `gila' nya saja.
Pengamatan menunjukkan bahwa cukup banyak orang stress, sinthing/gila,
frustrasi berat ketika kehilangan harta benda/uang, pangkat/kedudukan
atau kehormatan duniawi. Sekali lagi kami berharap kepada para orangtua
untuk menjadi teladan dalam hal kerendahan hati bagi anak-anaknya, hidup
penuh syukur dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar